Jumat, 08 Juni 2012

cerpenkuuuu ..



Antara Aku, Kamu Dan Dia

Oleh: Tia Cahya Ningrum
              Dira adalah cowok yang baik dan pintar. Selain baik dan pintar Dira juga tampan. Banyak cewek-cewek yang mengaguminya termasuk aku. Aku sering melihatnya di lapngan basket saat dia berlatih. Badannya yang kekar membuat cewek-cewek terpukau.
       Aku tidak sekelas dengan Dira, dia ada di kelas XI IPA1 sedangkan aku di XI IPA2. Ingin rasanya dekat dengan Dira, atu mungkin hanya sekedar teman SMS saja juga sudah cukup untukku.       Suatu hari aku lagi online Facebook. Tiba-tiba Dira nge-chat aku. Sungguh rasanya seperti mimpi. Aku senang sekali. Tapi ternyata tujuan Dira nge-chat aku, dia hanya ingin mencari tahu tentang teman sekelasku yang bernama Abel. Seketika aku langsung terdiam, dan tidak bisa berkata apapun. Dira menitip salam padaku untuk Abel. Aku menjawab chat dari Dira dengan jutek sekali.       Keesokan harinya saat aku di kelas. Aku sampaikan salam Dira pada Abel.“ Abel..” sapaku“Apa? ” jawab Abel“Ada salam dari Dira “ kataku dengan wajah sinis.“ Oh ya! Beneran? “ kata Abel.“ Hhhmmmppffh .. “ jawabku dengan singkat. Aku pun langsung pergi meninggalkan Dira.       Aku kesal kenapa harus Abel yang mendapatkan itu. Aku langsung bergegas pergi ke lapangan basket untuk menemui Dira. “ Dira .. “ panggilku.“ Apa? “ kata Dira.“ Aku sudah sampaikan salammu pada Abel “.“ Ok, makasih ya “ sambil tersenyum padaku.       Detik berganti menjadi menit, menit berganti menjadi jam, dan jam berganti menjadi hari. Rasa ini pun semakin kuat untuk memiliki Dira. Saat ini aku sudah tidak tahu bagaimana kelanjutan Abel dan Dira. Meskipun aku dan Abel satu kelas bahkan kita juga akrab, namun aku tak pernah tanya tentang Dira padanya.       Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Aku dan teman-teman yang lain berhamburan keluar kelas. Aku langsung bergegas pulang menuju rumah. Jarak rumah dan sekolahku tidak terlalu jauh, maka dari itu aku putuskan untuk berjalan kaki. Saat di jalan aku bertemu Abel dan Dira.Mereka tidak menyapaku, entahlah mereka tidak melihatku atau bagaimana, namun yang jelas aku tidak mau berfikiran negative tentang mereka.       Sesampainya dirumah, aku langsung masuk kamar dan termenung sendiri. Tiba-tiba Ibu masuk kamarku dan mengintrogasiku.“ Kamu kenapa nak? “ kata Ibu“ Aku tidak apa-apa bu “ jawabku“ Tapi, kenapa wajahmu sedih begitu? “ Tanya Ibu.“ Ah, itu perasaan Ibu saja mungkin”. Aku baik-baik saja kataku pada Ibu, dengan tersenyum.“ baiklah, jika kamu benar baik-baik saja. Jadi Ibu tidak khawatir lagi “. Jawab ibu sambil meninggalkanku.       Selalu saja Dira yang terlintas di otakku. Namun aku sadar, aku bukanlah cewek yang sempurna dan aku pun tidak pantas untuk memiliki Dira. Lagipula mana mungkin Dira mau denganku. Pikiranku semakin kacau. Aku semakin menyerah untuk memiliki Dira, karena aku fikir itu semua tidak mungkin terjadi. Dan aku akan berniat melupakan Dira, dan merelakan Dira untuk Abel.       Suatu malam tiba-tiba hpku berbunyi. Aku langsung mengambil hpku yang terletak di tempat tidur. Ternyata ada SMS masuk, dari nomer yang tak aku kenal.“ Hai…” kata dia yang mengirim sms itu.“ Siapa?” jawabkudi SMS“ Ini aku Dira. Kamu lagi ngapain?” balasnya.       Aku benar-benar nggak nyangka Abel akan SMS aku. Malam itu juga Abel ngajak aku makan. Tanpa aku pikir lama aku langsung menerima ajakan Dira.       Beberapa jam kemudian Abel datang kerumah dan langsung ngajak aku makan di tempat yang romantis. Tempatnya romantis sekali, dengan lampu remang-remang.
Kita makan disini” kata Dira
“ Baiklah” jawabku       Makan malam yg sungguh berkesan dalam hidupku. Semua ketakutan-ketakutan pada makhluk yang bernama laki-laki seketika menghilang sejenak.       Di akhir makan malam hati ku deg..deg..gan!!, badanku gemetar, sikapku salah tingkah, dan wajahku memerah. Ketika Dira tiba-tiba menyatakan perasaannya kepadaku.. “ Ran(namaku)....maukah kamu menjadi kekasihku” ungkap Dira           “aku janji aku tidak akan menyakitimu, aku sayang padamu. kamu jangan takut aku akan meninggalkan kamu, please!! Jawab Ran??” Dira terus meyakinkan aku karena aku hanya diam dan binggung mau menjawab apa.       Akhirnya aku putuskan untuk menjawab pertanyaan Dira beberapa hari lagi. Yang jelas aku masih butuh waktu untuk memikirkan hal itu.       Semua yang tergambar malam itu hanyalah sebuah kebahagiaan. Setelah makan, Dira mengantarku pulang. Sepulang makan malam dengan Dira, aku langsung merobohkan tubuhku ke tempat tidur.       Sepanjang malam kupikirkan sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan 2 wib. Entah apa saja yang kupikirkan malam itu, sehingga membuatku tidak bisa tidur. Yang ada di bayang-bayangku hanya ada Abel dan Dira. Aku nggak habis pikir kenapa Dira bisa seromantis ini dan apa benar dia menyayangiku, padahal yang aku tahu selama ini dia dekatnya dengan Abel bukan dengan aku.          Hari berganti hari tidak terasa sudah satu minggu peristiwa makan malam itu ku lewati. Dan aku juga merasa ada yang aneh, sudah tiga hari Dira tidak menghubungiku lagi. Dalam hati aku selalu bertanya-tanya kenapa Dira menghilang begitu saja tanpa pesan seperti ini. Aku coba untuk santai dan tetap tenang meskipun sebenarnya dalam hati ini aku selalu bertanya-tanya dimanakah dia sekarang ini.       Dua minggu berlalu aku baru tahu apa alasannya Dira pergi tanpa pesan seperti ini. Hatiku hancur ketika aku tahu ternyata Dira dan Abel sudah berpacaran.           Di dalam keterpurukanku aku masih bersyukur karena masih ada teman-temanku yang masih setia menemaniku dan memberiku semangat untuk bisa melewati semua ini. Meski dalam hati ini ingin ku sampaikan kemarahanku kepada Dira yang telah menggoreskan luka di hatiku. Kini aku hanya bisa menyesali kenapa aku bisa hadir dalam kehidupan Dira jika pada akhirnya Dira hanya bisa menorehkan luka di hatiku.